Rabu, 27 Januari 2016

BLI TRAWAN "IRONMAN INDONESIA", KESENJANGAN, DAN AKHIR UMAT MANUSIA


"...Bli Tawan juga bercerita, “kalau saya orang tidak baik, mesin pengupas jagung bisa saja saya sket untuk langsung otomatis bekerja, tanpa manusia bisa otomatis. Tapi saya berpikir, itu namanya saya mematikan rejeki orang lain. Maka saya buat, agar mesin itu berfungsi dan manusia nya (buruh) juga bisa tetap bekerja,” tutur nya lagi." [1]

Selain Si Penulis (citizen journalist) yang luar biasa karena mendatangi langsung Bli Tawan "Iron Man Indonesia" untuk melakukan verifikasi (ya, VERIFIKASI, yang seharusnya menjadi tugas jurnalis media 'beneran'), cuplikan pernyataan Bli Tawan di atas sangat menarik. Kutipan ini sejalan dengan video wawancara bersama Prof. Stephen Hawking yang saya tonton semalam. Video itu mendiskusikan bahaya Artificial Intelligence (AI) dan robot bagi umat manusia.
Secara singkat, Prof. Hawking berargumen bahwa AI akan memusnahkan peradaban manusia JIKA digunakan oleh KAPITALISME sebagai moda produksi tanpa batas, menggantikan lapangan kerja, dan memperlebar kesenjangan ekonomi [2]. Tidak hanya itu, penumpukan modal juga membuat teknologi seperti AI hanya dapat diakses oleh para pemilik modal. "Selama ini kapitalisme telah menunjukkan hal itu," ujarnya. Jadi bukan AI-lah yang patut kita takuti, tetapi kapitalisme yang semakin serakah.

Apa hubungannya dengan Bli Tawan? Bli Tawan adalah korban kesenjangan. Dirinya yang dikucilkan karena terlahir dalam keluarga orang tua disabilitas dan lumpuh kesulitan mendapatkan pekerjaan. Ia terpaksa hidup seadanya. Beruntung Bli Tawan memiliki kawan dan pikiran yang mendorongnya berinovasi menciptakan lengan bionic-nya sendiri. Beruntung pula, walau dia tidak berpunya, dirinya masih jauh lebih baik daripada korporasi-korporasi yang menghisap kaum buruh seenak jidat. Bayangkan, di tengah pencarian rezekinya sendiri, ia masih memikirkan rezeki orang lain, kawan-kawan!

Bli Trawan dan tangan bionic-nya.
(Sumber: kompasiana.com)


Bli Trawan memang cemerlang dan berhati baja. Namun kita juga perlu merenung, bahwa umat manusia akan musnah bukan oleh AI atau robot itu sendiri, namun oleh kapitalisme. Akses seluas-luasnya terhadap modal harus menjadi keniscayaan untuk mengentaskan kesenjangan. Masih banyak orang-orang tak berpunya seperti Bli Tawan yang membutuhkan bantuan teknologi namun terlalu mahal.

Sudah ada beberapa konsep yang berkembang: open-sourcing, crowd-sourcing, copyleft, open-society, dsb., untuk membuka akses yang lebar bagi siapa saja terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini yang harus selalu kita usahakan, agar AI+robot tidak hanya memudahkan kaum kapitalis mengeruk keuntungan, tapi benar-benar membantu hidup semua orang.

(Kukusan, 27 Januari 2016)

Sumber:


[1] http://www.kompasiana.com/takutpada-allah-/mengungkap-rahasia-lengan-robot-bli-tawan_56a597b63dafbdf80450453b

[2] http://www.huffingtonpost.com/entry/stephen-hawking-capitalism-robots_us_5616c20ce4b0dbb8000d9f15

Update:
https://www.facebook.com/KompasTV/videos/1073821262670105/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar