Oleh: Langitantyo
Tri Gezar, Ilmu Komunikasi FISIP UI 2010
Konformitas: bentuk interaksi yang di dalamnya
seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok (John M. Shepard, 1984:
115); cara adaptasi individu dalam mana perilaku mengikuti tujuan yang
ditentukan masyarakat, dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut (Robert
K. Merton).
Sosialisasi menciptakan konformitas, contoh:
anak laki-laki dan perempuan. Konform peran sebagai anak laki-laki atau
perempuan sesuai harapan masyarakat (lihat Henslin, 1979).
Manusia
cenderung bersifat konformis, mudah
terpengaruh. Dalam situasi kelompok, orang cenderung membentuk suatu norma
sosial (lihat Muzafer Sherif, 1966: 89-112).
Penyimpangan: perilaku yang oleh sejumlah besar
orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi (James
van der
Zanden, 1979). Contoh: cewek tomboy dan cowok sissy.
Di samping penyimpangan (deviance) dan penyimpang (deviant), kita menjumpai pula institusi
menyimpang (deviant institution) (Kornblum, 1989: 202-204). Contoh: organized crime—sindikat curanmor dan
pengedaran narkoba.
Penyimpangan bukan sesuatu yang
melekat pada bentuk perilaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan
melalui definisi sosial (lihat Thomas—definisi situasi oleh
masyarakat). Contoh: Hippies Amerika
>< Agama Sikh (laki-laki
berambut panjang), prajurit membunuh saat perang dianggap pahlawan, apabila
saat masa damai dianggap penjahat.
Teori
Biologi (Lombroso) dan
Teori
Psikologi/Psikoanalis (Sigmund
Freud) (lihat Macionis).
Teori
Differential Association:
penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda dan dipelajari melalui
proses alih budaya (Edwin H. Sutherland).
Teori
Labelling: seseorang menjadi
menyimpang karena proses pemberian julukan, cap, etiket, merek, oleh masyarakat
kepadanya. Primary deviation (penyimpangan yang dilakukan pertama kali) à Secondary deviation (pengulangan
dari penyimpangan sebelumnya) à Menjadi deviant life style dan menghasilkan deviant career (Edwin Lemert).
Struktur sosial juga memungkinkan strain
toward anomie – tekanan struktur sosial yang mendorong orang ke
perilaku menyimpang. (Robert K. Merton)
-
Conformity: tujuan sesuai, cara sesuai.
-
Innovation: tujuan sesuai, cara salah (memalsu
ijazah untuk kerja).
-
Ritualism: tujuan salah, cara sesuai (pegawai
cari aman).
-
Retreatism: tujuan salah, cara salah
(kriminalitas).
- Rebellion: tidak lagi mengakui struktur
sosial yang ada dan berupaya menciptakan struktur sosial yang lain.
Teori Fungsi: kejahatan perlu bagi masyarakat, maka
moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal (Emile Durkheim).
Teori Konflik: perilaku menyimpang didefinisikan
oleh kelompok berkuasa untuk melindungi kepentingannya, hukum merupakan
pencerminan kepentingan kelas berkuasa. – Konflik adalah pertentangan
antarkelas (Marx).
(Light,
Keller, dan Calhoun , 1989)
- Crimes Without Victims: bentuk
kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada orang lain—prostitusi.
- Blue-Collar Crime: kejahatan oleh
orang biasa—maling ayam.
- White-Collar Crime: kejahatan oleh
orang terpandang/berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya—korupsi oleh
pejabat.
- Organized Crime: komplotan
berkesinambungan untuk memperoleh uang/kekuasaan dengan jalan menghindari hukum
melalui penyebaran rasa takut atau korupsi (Abadinsky).
- Corporate Crime: kejahatan yang
dilakukan oleh atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan
dan menurunkan kerugian—kasus pembuangan limbah pabrik.
- Governmental Crime: kesalahan
formal oleh para pejabat pemerintah yang membawa dampak mengerikan—holocaust (Giddens).
- Cybercrime: kejahatan berupa penyebarluasan
virus komputer melalui internet, bermaksud mengubah/merusak sistem informasi
organisasi yang tergabung internet.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FEUI
Macionis, John.
1987. Sociology. New Jersey: Pearson
Prentice Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar