Jumat, 22 Juni 2012

Geopolitik dan Geostrategi untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati Indonesia

Oleh : Langitantyo Tri Gezar, Ilmu Komunikasi FISIP UI 2010

Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan (Ir. Soekarno). Begitulah sekiranya pandangan sebuah Negara dalam mempertahankan ruang hidup rakyatnya. Sebab itu, ruang hidup atau wilayah Negara haruslah dijaga kedaulatannya sebagai bagian kesatuan Negara. Untuk mempertahankannya, bangsa perlu mempunyai kesatuan cara pandang, yang di Indonesia disebut Wawasan Nusantara, sebagai konsepsi dasar geopolitiknya.

Di dalam ruang hidup rakyat Indonesia, sejak dahulu kala telah hidup beragam makhluk hidup, yaitu tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman tersebut adalah sebuah keunikan yang diciptakan dari kondisi geografis Indonesia yang unik pula. Indonesia terletak di antara 2 Benua (Asia dan Australia) dan 2 Samudra (Pasifik dan Hindia), sehingga memungkinkan terjadinya peralihan flora fauna antara kedua tempat pada masa lampau. Indonesia terhampar di sekitar khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Selain itu Indonesia dikelilingi perairan (iklim musoon), yang sangat mendukung tumbuh-kembang beragam makhluk hidup karena hujan sepanjang tahun. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan jugalah unik. Di tiap pulau, dapat ditemukan keberagaman hayati yang berbeda-beda karena terjadi isolasi antar-pulau, adaptasi, dan evolusi yang berlangsung sejak lama dan murni. Kemudian posisi Indonesia juga terletak dalam pertemuan antara 2 sirkum pegunungan berapi dunia (Sirkum Mediterannean dan Sirkum Pasifik), yang secara tidak langsung menyebabkan tanah Indonesia menjadi subur. Sudah sepantasnya keberadaan keberagaman hayati ini dimanfaatkan sebagai sumber daya serta dilestarikan sebagai warisan.

Oleh karena pentingnya keberadaan makhluk hidup yang beragam tersebut demi pemenuhan kebutuhan nasional dan pengusahaan kesejahteraan rakyat, dibutuhkan implementasi Wawasan Nusantara yang utuh dalam menjaga keanekaragaman hayati. Nilai-nilai Wawasan Nusantara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai tujuan dan cita-cita bangsa, dan juga Pancasila sebagai ideologi. Nilai-nilai tersebutlah yang perlu dicapai. Sedangkan untuk mencapai sebuah tujuan, dibutuhkan cara dalam implementasi ide, yaitu strategi. Maka dalam geopolitik dikenal pula geostrategi sebagai pelaksanaan geopolitik dalam Negara (Poernama, 1972).

Geostrategi bangsa dan Negara Indonesia adalah Ketahanan Nasional. Ketahanan ini terdiri dari aspek sosial, budaya, moral, ekonomi, dan militer. Maka dari itu, para pemimpin dan cendekiawan bangsa harus bisa menetapkan dan melaksanakan strategi kewilayahan secara tepat dan berkomitmen. Mengapa geostrategi menjadi sangat penting? Karena kita memiliki wilayah strategis dan kaya yang idealnya mampu memberikan kesejahteraan nasional. Wilayah itulah yang patut dipertahankan dengan strategi sesuai keadaan dan tantangan.

Namun, tidak hanya bangsa Indonesia sendiri yang merasa butuh untuk memanfaatkan kekayaan tersebut. Oleh Mahan, terdapat faktor situasi geografi, yaitu topografi yang dikaitkan dengan ada tidaknya akses ke laut serta kekayaan alam dan zona iklim, yaitu faktor yang mengkaitkan kemampuan industri dengan kemandirian penyediaan pangan, yang membuat betapa menggiurkannya Indonesia bagi Negara lain demi pemenuhan kebutuhan mereka. Menurut Kusumaatmaja, 2003:25, ada empat macam Negara yang berkepentingan atas wilayah kita, yaitu 1. Negara tetangga (ASEAN dan Australia), 2. Negara perikanan (Jepang), 3. Negara perkapalan (Inggris), dan 4. Negara adidaya militer (AS).

Tanpa bangsa asing pun, warga Negara Indonesia sendiri telah melakukan eksploitasi besar-besaran atas kekayaan dan keanekaragaman hayatinya. Sedangkan kenyataanya, banyak Negara asing yang juga mengeruk untung dari kekayaan di dalam wilayah Indonesia, baik secara legal (diberi izin pemerintah) maupun illegal. Eksploitasi gila-gilaan inilah yang merusak banyak habitat makhluk hidup. Yang selanjutnya secara langsung membunuh dan secara tidak langsung menghilangkan rumah makhluk-makhluk itu. Jika terus menerus terjadi, semakin banyak makhluk hidup yang mati, dan berikutnya punah. Apakah kepunahan harta (keanekaragaman hayati) ini yang ingin digapai geopolitik dan geostrategi Indonesia?

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Buku Ajar III MPKT 2010. 2010. Buku Ajar III, Bangsa, Budaya, dan Lingkungan Hidup di Indonesia, Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar