Oleh : Langitantyo Tri Gezar, Ilmu Komunikasi FISIP UI 2010
Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan (Ir. Soekarno). Begitulah
sekiranya pandangan sebuah Negara dalam mempertahankan ruang hidup
rakyatnya. Sebab itu, ruang hidup atau wilayah Negara haruslah dijaga
kedaulatannya sebagai bagian kesatuan Negara. Untuk mempertahankannya,
bangsa perlu mempunyai kesatuan cara pandang, yang di Indonesia disebut Wawasan Nusantara, sebagai konsepsi dasar geopolitiknya.
Di dalam ruang hidup rakyat Indonesia, sejak dahulu kala telah hidup
beragam makhluk hidup, yaitu tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman tersebut
adalah sebuah keunikan yang diciptakan dari kondisi geografis Indonesia
yang unik pula. Indonesia terletak di antara 2 Benua (Asia dan
Australia) dan 2 Samudra (Pasifik dan Hindia), sehingga memungkinkan
terjadinya peralihan flora fauna antara kedua tempat pada masa lampau.
Indonesia terhampar di sekitar khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia
beriklim tropis. Selain itu Indonesia dikelilingi perairan (iklim
musoon), yang sangat mendukung tumbuh-kembang beragam makhluk hidup
karena hujan sepanjang tahun. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan
jugalah unik. Di tiap pulau, dapat ditemukan keberagaman hayati yang
berbeda-beda karena terjadi isolasi antar-pulau, adaptasi, dan evolusi
yang berlangsung sejak lama dan murni. Kemudian posisi Indonesia juga
terletak dalam pertemuan antara 2 sirkum pegunungan berapi dunia (Sirkum
Mediterannean dan Sirkum Pasifik), yang secara tidak langsung
menyebabkan tanah Indonesia menjadi subur. Sudah sepantasnya keberadaan
keberagaman hayati ini dimanfaatkan sebagai sumber daya serta
dilestarikan sebagai warisan.
Oleh karena pentingnya keberadaan makhluk hidup yang beragam tersebut
demi pemenuhan kebutuhan nasional dan pengusahaan kesejahteraan rakyat,
dibutuhkan implementasi Wawasan Nusantara yang utuh dalam menjaga
keanekaragaman hayati. Nilai-nilai Wawasan Nusantara tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai tujuan dan cita-cita bangsa, dan juga
Pancasila sebagai ideologi. Nilai-nilai tersebutlah yang perlu dicapai.
Sedangkan untuk mencapai sebuah tujuan, dibutuhkan cara dalam
implementasi ide, yaitu strategi. Maka dalam geopolitik dikenal pula
geostrategi sebagai pelaksanaan geopolitik dalam Negara (Poernama,
1972).
Geostrategi bangsa dan Negara Indonesia adalah Ketahanan Nasional.
Ketahanan ini terdiri dari aspek sosial, budaya, moral, ekonomi, dan
militer. Maka dari itu, para pemimpin dan cendekiawan bangsa harus bisa
menetapkan dan melaksanakan strategi kewilayahan secara tepat dan
berkomitmen. Mengapa geostrategi menjadi sangat penting? Karena kita
memiliki wilayah strategis dan kaya yang idealnya mampu memberikan
kesejahteraan nasional. Wilayah itulah yang patut dipertahankan dengan
strategi sesuai keadaan dan tantangan.
Namun, tidak hanya bangsa Indonesia sendiri yang merasa butuh untuk
memanfaatkan kekayaan tersebut. Oleh Mahan, terdapat faktor situasi
geografi, yaitu topografi yang dikaitkan dengan ada tidaknya akses ke
laut serta kekayaan alam dan zona iklim, yaitu faktor yang mengkaitkan
kemampuan industri dengan kemandirian penyediaan pangan, yang membuat
betapa menggiurkannya Indonesia bagi Negara lain demi pemenuhan
kebutuhan mereka. Menurut Kusumaatmaja, 2003:25, ada empat macam Negara yang
berkepentingan atas wilayah kita, yaitu 1. Negara tetangga (ASEAN dan
Australia), 2. Negara perikanan (Jepang), 3. Negara perkapalan
(Inggris), dan 4. Negara adidaya militer (AS).
Tanpa bangsa asing pun, warga Negara Indonesia sendiri telah
melakukan eksploitasi besar-besaran atas kekayaan dan keanekaragaman
hayatinya. Sedangkan kenyataanya, banyak Negara asing yang juga mengeruk
untung dari kekayaan di dalam wilayah Indonesia, baik secara legal
(diberi izin pemerintah) maupun illegal. Eksploitasi gila-gilaan inilah
yang merusak banyak habitat makhluk hidup. Yang selanjutnya secara
langsung membunuh dan secara tidak langsung menghilangkan rumah
makhluk-makhluk itu. Jika terus menerus terjadi, semakin banyak makhluk
hidup yang mati, dan berikutnya punah. Apakah kepunahan harta
(keanekaragaman hayati) ini yang ingin digapai geopolitik dan
geostrategi Indonesia?
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Buku Ajar III MPKT 2010. 2010. Buku Ajar III, Bangsa, Budaya, dan Lingkungan Hidup di Indonesia, Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar